Senin, 05 Mei 2014

PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN MANUSIA

PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN MANUSIA


A.        Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
1.       Definisi Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis dari diri seseorang sebagai pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang terjadi pada anak pada kondisi waktu yang normal. Pertumbuhan dapat dilihat dari peningkatan jumlah kuantitatif,  mencakup ukuran dan bentuk (struktur biologis) atau dimensi ukuran, tinggi dan besar.
2.       Definisi Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati (Chaplin C.P.,1989:134). menyatakan bahwa “Perkembangan dapat didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren “.”Progresif “ menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju, dan bukan mundur. “Teratur” dan “ koheren” menunjukan hubungan yang nyata antara perubahan yang terjadi dan telah mendahului atau mengikutinya.
Ini berarti bahwa perkembangan juga berhubungan dengan proses belajar terutama mengenai isinya yaitu tentang apa yang akan berkembang berkaitan dengan perbuatan belajar. Disamping itu juga bagaimana suatu hal itu dipelajari, apakah melalui memorisasi (menghafal) atau melalui peniruan atau dengan menangkap hubungan-hubungan, hal-hal ini semua ikut menentukan proses perkembangan.
Dapat pula dapat dikatakan bahwa perkembangan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi terjadi berdasarkan proses pertumbuhan, kemasakan, dan belajar.
Pendapat para ahli biologi tentang arti pertumbuhan dan perkembangan pernah dirangkumkan oleh Drs. H. M. Arifin, M. Ed. bahwa pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya. Sedangakn perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya. Perkembangan dipersyarati adanya pertumbuhan

B.        Faktor-faktor yang Mendasari Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
1.       Faktor yang Mendasari Pertumbuhan
Tinggi rendahnya mutu hasil pertumbuhan peserta didik terdiri dari faktor-faktor sebagai berikut.
1.       Faktor Internal
a. Pembawaan
Pembawaan di tentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang di bawa sejak lahir (genetis).
b. Kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Pertumbuhan seolah-olah seperti sudah direncanakan oleh faktor kematangan. Misal anak berumur 3 bulan diberi makanan yang cukup bergizi supaya pertumbuhan otot kakinya berkembang sehingga mampu untuk berjalan, tapi ini tidak mungkin berhasil sebelum mencapai umur lebih dari 10 bulan.
2.       Faktor Eksternal
a. Kesehatan
Anak yang sering sakit-sakitan pertumbuhan fisiknya akan terhambat.
b. Makanan
Anak yang kurag gizi pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang cukup gizi pertumbuhannya akan pesat.
c. Stimulasi Lingkungan
Individu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatan percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat latihan.


2.       Faktor yang Mendasari Perkembangan
Sejak- awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh keturunan (genetik) terhadap perbedaan individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian perilaku genetik yang mendukung, pentingnya pengaruh keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh lingkungan. Perilaku yang kompleks yang menarik minat para ahli psikologi (misalnya temperamen, kecerdasan dan kepribadian) mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik dari faktor-faktor lingkungan maupun keturunan (genetik).
Aspek apa sajakah yang mempengaruhi faktor genetik? Menurut Santrok (1992), banyak aspek yang dipengaruhi laktor genetik. Para ahli genetik menaruh minat yang sangat besar untuk mengetahui dengan pasti tentang variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek-yang paling banyak ditelaah yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan.
a. Kecerdasan
Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwal kecerdasan itu diwariskan (diturunkan). Ia juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan.
b. Temperamen
Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat pada waktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian.
c. Interaksi keturunan dan lingkungan dalam perkembangan
Keturunan dnn lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengan kecerdasan, temperamen tinggi dan berat badan, minat yang khas.
d. Minat dan pembawaan yang khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
e. Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah.
Perkembangan anak pada dasarnya adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam seluruh dimensi yang ada dalam diri anak, baik dimensi fisik, dimensi sosial, dimensi emosi, kognitif (berpikir), dan dimensi spiritual. Dimensi-dimensi perkembangan anak meliputi fisik, sosial, emosi, kognitif, dan spiritual berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam satu dimensi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dimensi lain. Perkembangan dalam satu dimensi dapat membatasi atau memfasilitasi perkembangan pada dimensi-dimensi lainnya (Sroufe, Cooper, & DeHart 1992; Kostelnik, Soderman, & Whiren 1993 dalam Irwan Nuryana K, 2008).
C.        Fase-fase perkambangan manusia
Tahap tahap perkembangan manusia memiliki fase yang cukup panjang. Untuk tujuan pengorganisasian dan pemahaman, kita umumnya menggambarkan perkembangan dalam pengertian periode atau fase perkembangan. Klasifikasi periode perkembangan yang paling luas digunakan meliputi urutan sebagai berikut: Periode pra kelahiran, masa bayi, masa awal anak anak, masa pertengahan dan akhir anak anak, masa remaja, masa awal dewasa. tahap  perkembangan manusia memiliki fase yang cukup panjang. Untuk tujuan pengorganisasian dan pemahaman, kita umumnya menggambarkan perkembangan dalam pengertian periode atau fase perkembangan.
Klasifikasi periode perkembangan yang paling luas digunakan meliputi urutan sebagai berikut: Periode pra kelahiran, masa bayi, masa awal anak anak, masa pertengahan dan akhir anak anak, masa remaja, masa awal dewasa, masa pertengahan dewasa dan masa akhir dewasa.
Perkiraan rata rata rentang usia menurut periode berikut ini memberi suatu gagasan umum kapan suatu periode dimulai dan berakhir. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai pada setiap periode tahap tahap perkembangan manusia:
Periode prakelahiran (prenatal period) ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran. Periode ini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang dihasilkan kira kira dalam periode 9 bulan.
Masa bayi (infacy) ialah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial.
Masa awal anak anak (early chidhood) yaitu periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan (mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam untuk bermain dengan teman teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum mengakhiri masa awal anak anak.
Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late childhood) ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira kira enam hingga sebelas tahun, yang kira kira setara dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat.
Masa remaja (adolescence) ialah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
Masa awal dewasa (early adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.
Masa pertengahan dewasa (middle adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
Masa akhir dewasa (late adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.

Indonesia Raya

BHINEKA TUNGGAL IKA



Latar Belakang
            Indonesia adalah Negara besar . Indonesia juga Negara yang kaya raya akan sumber daya alamnya. Indonesia adalah Negara yang mempunyai penduduk yang ramah dan santun. Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau yang terbentang dari sabang hingga merauke . dengan banyak nya pulau tentu juga Indonesia banyak terdidri dari bermacam – macam suku , budaya , bahasa , agama , adat istiadat dan tentunya juga terdiri dari banyak macam karakteristik masyarakatnya. Keberagaman itu memang unik dan bisa menjadi hal positif bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi jika keberagaman itu tidak dijaga atau tudak di tata dengan baik maka akan menjadi hal yang negatif  bagi bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu ditulislah semboyan bangsa Indonesia dalam menghadapi keberagaman tersebut . semboyan tersebut berbunyi “ Bhineka Tunggal Ika “ yang terdapat pada lambang negara Indonesia yaitu  garuda pancasila. Semboyan ini diharapkan bisa menjadi alat pemerastu bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya dan keutuhannya . serta tetap menjadikan negara Indonesia  sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang akhirnya akan sesuai dengan cita – cita bangsa Indonesia itu sendiri. 
Pengertian Bhineka Tunggal Ika
Bangsa Indonesia menjadikan Pancasila sebagai landasan ideologi yang berjiwa persatuan dan kesatuan wilayah dengan tetap menghargai serta menghormati ke-Bhinneka Tunggal Ika-an(persatuan dalam perbedaan) untuk setiap aspek kehidupan nasional guna mencapai tujuan nasional. Artinya, sudah menjadi hal yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa masyarakat Indonesia itu jamak, plural, dan daerah yang beragam, terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, adat-istiadatdan kebiasaan, agama, kepercayaan kekayaan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.Oleh karena itu nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an harus diwujudkan dan diaktualisasikandalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Sanskerta dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu.
Diterjemahkan per patah kata, kata Bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata Tunggal berarti "satu". Kata Ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Atau Bhineka Tunggal Ika itu bisa diartikan sebagai ”persatuan dalam perbedaan”, maknanya adalah ekspresi kehidupan yang kuat untuk mencapai kesatuan dikalangan masyarakat dari berbagai lapisan meskipun memiliki heterogenitas karakteristik yang berbeda namun karakteristik budaya yang sama mendasari heterogenitas dikalangan warganya.
Kita sebagai bangsa Indonesia , Bangsa yang  memeiliki semboyan  Bhineka Tunggal Ika , tentunya tidak hanya menjadikan itu sebagai semboyan belaka. Kita sebagai bangsa yang baik dan bertanggung jawab serta sebagai generasi penerus bangsa , sepatutnya kita juga mengamalkan ajaran dari Bhineka Tunggal Ika itu.
Ada banyak  aspek – aspek yang terkandung dalam  Ke-bineka Tunggal Ika-an, yang tentunya harus selau diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia demi menjaga keamanan dan kerukunan antar masyarakat Indonesia  dan jiga Hal itu dilakukan maka bisa menjadikan Alat pemersatu bangsa. Aspek – aspek tersebut antara lain adalah :
Aspek Toleransi Antar Adat Istiadat
Melihat Indonesia secara keseluruhan, memberikan pengertian kepada kita bahwa “Indonesia dapat dianalogikan sebagai sebuah kain tenun”. Tenun yang tersusun dari berbagai macam warna dan benang. Walau berbeda warna tetap menjadi hasil tenun yang tak mudah koyak. Bukan hanya itu, warna-warna yang beraneka ragam menjadikan tenunan tersebut menjadi sebuah nilai seni yang tinggi. Hal ini memberi pengertian kepada kita bahwa keberagaman yang ada haruslah disikapi sebagai kasanah budaya yang juga merupakan kekayaan. Sama sekali bukan merupakan jurang pemisah diantara kita yang memiliki perbedaan.
Negara Indonesia sebagai pemerintah yang diakui berdaulat atas Bangsa Indonesia mengakui keberadaan Indonesia sebagai bangsa yang terdiri dan berdiri dari berbagai macam keberagaman. Keberagaman mana yang salah satunya dapat kita lihat dari berbagai macam adat-istiadat yang ada di Indonesia. Hal ini dikuatkan oleh seorang peneliti asing berkebangsaan Belanda yang peduli akan hukum asli yang ada di Nusantara. Peneliti asing tersebut ialah Bapak Hukum adat kita “C. Van Vollenhoven”. Dalam disertasinya, Van Vollenhoven membagai wilayah Nusantara ke dalam 19 wilayah hukum adat. Hal tersebut didasarkan pada adanya perbedaan disetiap daerah. Perbedaan yang ditemukannya dapat berupa tata cara hidup, sistem kemasyarakatan, kepercayaan, nilai-nilai sebagai norma, dan lain-lain.
Ketika kita memahami bahwa Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam keberagaman. Satu diantaranya ialah adat-istiadat. Kaitannya dengan hukum adat, muncul pertanyaan besar “hukum adat siapa atau hukum adat yang mana yang mencerminkan hukum adat nasional?” Karena diketahui dengan berbagai macam keberagaman maka akan memunculkan perbedaan tidak terkecuali adat-istiadat yang kita miliki antar satu suku dengan yang lainnya.
Untuk menjawab pertanyaan di atas. Secara mendalam kita perlu memahami walaupun keberagaman itu nyata di tengah-tengah kita sebagai masyarakat Indonesia, tetapi kita memiliki cultur universal yang sama atau unsur-unsur besar kebudayaan yang dimiliki setiap suku bangsa memiliki nilai-nilai utama yang sama.
Adat-istiadat yang merupakan kebudayaan kita kemudian melahirkan apa yang disebut hukum adat. Hukum adat dapat kita pahami sebagai adat-istiadat yang memiliki sanksi. Hukum adat yang juga merupakan pencerminan budaya serta jiwa bangsa, kemudian diikat oleh satu motto yakni “Bhineka Tunggal Ika”. Bhineka Tunggal Ika mengakui bahwa kita sebagai bangsa merupakan sebuah kesatuan yang terdiri dari berbagai macam keberagaman. Keberagaman mana yang satu di dalam Pancasila sebagai kesatuan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia yang dapat dikatakan sebagi kristalisasi adat dan budaya kita.
Aspek Toleransi Antar Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebudayaan Nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai Indentitas Nasional. Macam-macam kebudayan Indonesia antara lain :
1.        Rumah adat
2.        Tari tradisional
3.        Lagu Daerah
4.        Makanan
5.        Alat musik tradisional
6.        Pakaian tradisional
Beragam kebudayaan yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia dapat mempersatukan dan memperkuat bangsa ini. Seperti contoh, dengan mengembangkan Tari Tradisional, masyarakat dapat saling berinteraksi setiap kali latihan. Lewat budaya, bangsa Indonesia juga dapat bersatu dalam hal membela budayanya, seperti contoh kasus Budaya Indonesia yang di klaim oleh Negara tetangga.
Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” juga menggambarkan, walaupun Indonesia memiliki banyak keragaman dan perbedaan, tetapi kita harus tetap satu. Janganlah, jadikan perbedaan suatu hal yang bisa menjadikan pertikaian. Tetapi jadikan hal tersebut sebagai alat untuk saling melengkapi yang dapat mempersatukan dan menghasilkan keindahan bagi Bangsa Indonesia.
Karakteristik Budaya
Budaya memiliki sifat universal, artinya terdapat sifat-sifat umum yang melekat pada setiap budaya, kapan pun dan dimanapun budaya itu berada. Adapun sifat itu adalah sebagai berikut :
a. kebudayaan adalah milik bersama.
b. kebudayaan merupakan hasil belajar.
c. kebudayaan didasarkan pada lambang.
d. kebudayaan terintegrasi.
e. kebudayaan dapat disesuaikan.
f. kebudayaan selalu berubah.
g. kebudayaan bersifat nisbi (relatif).
Dalam kebudayaan juga terdapat pola-pola perilaku (pattern of behavior) yang merupakan cara-cara masyarakat bertindak atau berkelakuan yang harus diikuti oleh semua anggota masyarakat tersebut.Adapun subtansi atau isi utama budaya adalah:.
1.      etos budaya, yaitu watak khas dari suatu budaya yang tampak dari luar
2.      pandangan hidup, yaitu nilai-nilai yang dipilih secara selektif oleh masyarakat. Pandangan hidup dapat berasal dari norma agama (dogma), ideologi negara atau renungan atau falsafah hidup individu.
3.      persepsi, yaitu cara pandang dari individu atau kelompok masyarakat tentang suatu permasalahan.
4.      kepercayaan, inti kepercayaan itu adalah usaha untuk tetap memelihara hubungan dengan mereka yang sudah meninggal.
5.      sistem nilai budaya, adalah sesuatu yang dianggap bernilai dalam hidup.
6.      sistem pengetahuan, berisi pengetahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna sekitar tempat tinggal, zat-zat bahan mentah dan benda-benda dalam lingkungannya, tubuh manusia, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta ruang dan waktu.
Budaya Lokal
Budaya lokal merupakan adat istiadat, kebudayaan yang sudah berkembang (maju) atau sesuatu yang menjadi kebiasaan yang sukar diubah yang terdapat disuatu daerah tertentu. Budaya lokal umumnya bersifat tradisional yang masih dipertahankan.
 Menurut Fischer, kebudayaan – kebudayaan yang ada di suatu wilayah berkembang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain lingkungan geografis, induk bangsa dan kontak antarbangsa.
Dari pendapat tersebut dapatlah kita kaitkan dengan kebudayaan daerah yang ada di Indonesia yang memiliki ciri-ciri khusus antarwilayah sehingga beraneka ragam.
Van Volenholen membagi masyarakat Indonesia ke dalam 19 lingkungan hukum adat yang oleh Koentjoroningrat disebut culture area.Setiap suku memilih mempertahankan pola-pola hidup yang sudah lama disesuaikan dengan penduduk sekitar mereka. Lingkungan geografis yang berbeda ada yang di gunung maupun dataran rendah dan tepi pantai, faktor ilkim dan adanya hubungan dengan suku luar menyebabkan perkembangan kebudayaan yang beraneka macam.Contoh budaya lokal yang bersifat abstrak misalnya Kepercayaan Kaharingan (Dayak), Surogalogi (Makasar), Adat Pikukuh (Badui).
Budaya lokal yang bersifat perilaku misalnya tari Tor-tor, tarian Pakarena, upacara Kasadha (Masyarakat Tengger), upacara ruwatan dengan menggelar wayang kulit berlakon “Murwokolo” (Masyarakat Jawa), orang Badui dalam berpakaian putih dan Badui luar berpakaian biru, Bahasa Batak dan lain-lain . Budaya lokal yang bersifat artefak misalnya rumah Gadang (Sumatera Barat), tiang mbis ( Suku Asmat), alat musik gamelan(Jawa)
Potensi Keberagaman Budaya
Walaupun Indonesia menurut Van Volenholen terdiri dari 19 hukum adat, tetapi pada dasarnya Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang bermukim di wilayah yang tersebar dalam ratusan pulau yang ada di Inonesia.
Tiap suku bangsa ini memiliki ciri fisik, bahasa, kesenian, adat istiadat yang berbeda. Dengan demikian dapat dikatakan bangsa Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya. Beberapa aspek keberagaman budaya Indonesia antara lain suku, bahasa, agama dan kepercayaan, serta kesenian.
Kekayaan budaya ini merupakan daya tarik tersendiri dan potensi yang besar untuk pariwisata serta bahan kajian bagi banyak ilmuwan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan.
Hal yang utama dari kekayaan budaya yang kita miliki adalah adanya kesadaran akan adanya bangga akan kebudayaan yang kita miliki serta bagaimana dapat memperkuat budaya nasional sehingga “kesatuan kesadaran “ atau nation bahwa kebudayaan yang berkembang adalah budaya yang berkembang dalam sebuah NKRI sehingga memperkuat integrasi. Disatu sisi bangsa Indonesia juga mempunyai permasalahan berkaitan dengan keberagaman budaya yaitu adanya konflik yang berlatar belakang perbedaan suku dan agama.
Banyak pakar menilai akar masalah konflik ialah kemajemukan masyarakat, atau adanya dominasi budaya masyarakat yang memilki potensi tinggi dalam kehidupan serta adanya ikatan primordialisme baik secara vertikal dan horisontal. Disamping itu kesenjangan antara dua kelompok masyarakat dalam bidang ekonomi, kesempatan memperoleh pendidikan atau mata pencaharian yang mengakibatkan kecemburuan sosial, terlebih adanya perbedaan dalam mengakses fasilitas pemerintah juga berbeda (pelayanan kesehatan, pembuatan KTP, SIM atau sertifikat serta hukum). Semua perbedaan tersebut menimbulkan prasangka atau kontravensi hingga dapat berakhir dengan konflik.
Karakteristik  Budaya Nasional
Ki Hajar Dewantara mengemukakan kebudayaan nasional Indonesia adalah puncak-puncak kebudayaan daerah, menurut Koentjoroningrat kebudayaan nasional Indonesia adalah kebudayaan yang didukung sebagian besar rakyat Indonesia, bersifat khas dan dapat dibanggakan oleh warga Indonesia wujud budaya nasional.
1.      Bahasa, yaitu bahasa Indonesia. Sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai lambang kebangga nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai suku bangsa dan alat penghubung antardaerah dan antar budaya.
2.      Seni berpakaian, contohnya adalah pakaian batik yang menjadi simbol orang Indonesia dan non – Indonesia, serta pakaian kebaya.
3.      Perilaku, misalnya gotong royong (walaupun tiap daerah mempunyai nama yang berbeda, sambatan, gugur gunung,). Selain gotong royong juga ada musyawarah, misalnya , sistem aipem pada masyarakat Asmat, atau adanya balai desa tempat musyawarah tiap desa,atau honai, rumah laki-laki suku Dani serta subak pada masyarakat Bali.
4.      Peralatan, banyak sekali peralatan, materi atau artefak yang menjadi kebanggaan nasional misalnya Candi Borobudur dan Prambanan, Monas.
Aspek toleransi antar umat beragama dan masyarakat
Sebagai negara majemuk, Indonesia dituntut untuk maju secara konsisten dalam mengembangkan bangsanya. meskipun demikian, kemajemukan yang seyogyanya berfungsi sebagai landasan kekayaan dan pengembangan bangsa dan kerap menjadi batu sandungan dengan banyaknya konflik. Konflik antarsuku hingga konflik agama dan masyarakat.Sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim yang menjadi mayoritasnya, Indonesia diharapkan menjadi contoh bagi bangsa lain dalam hal kerukunan antar umat beragama. Dengan masuknya agama dan kepercayaan Kong Hu Chu sebagai agama yang telah disahkan oleh negara, keimanan anatar umat semakin diuji. 
Hal ini dibuktikan dengan dituntutnya warga masyarakat Indonesia untuk saling toleransi antarumat beragama. Baik toleransi tentang keagamaannya hingga perayaan hari raya keagamaan. Masyarakat Indonesia yang masih menyimpan mental kedaerahan, dikhawatirkan membangun mental tersebut dalam kehidupan keberagamaan.Dengan demikian, bukan tidak mungkin akan memicu terjadi konflik antarumat beragama dengan saling mencemooh dan menjelek-jelekan agam lain serta menggangap agamanyalah yang paling benar, seperti yang sempat terjadi beberapa bulan silam hingga terjadi pertumpahan darah.
Pentingnya Persatuan Dalam Keberagaman
Indonesia negara kesatuan. Hubungan antar pulau sudah terjadi sejak zaman dahulu. Ketersediaan angkutan laut sangat memudahkan hubungan antarpulau.Banyak suku bangsa dari satu pulau pindah ke pulau yang lain.Mereka menetap di tempat yang baru. Jadilah penduduk setempat.Kemudian menjadi penduduk desa atau kelurahan, kecamatan dan kabupaten atau kotamu. Ada juga program transmigrasi yang menyebabkan bercampurnya suatu suku bangsa asli dengan suku pendatang. Masing-masing dari mereka memiliki budaya yang berbeda. Tidak hanya budaya, agama mereka pun juga mungkin berbeda. Suatu tempat yang terdapat suku dan budaya yang beragam tentunya sangat rawan dan dapat menyulut adanya perpecahan antarsuku.
Namun ternyata hal ini tidak terjadi karena bangsa Indonesia memegang teguh semboyan Bhineka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika berarti berbedabeda tetapi tetap satu juga. Kata Bhineka Tunggal Ika diambil dari kitab Sutasoma karangan Empu Tantular, seorang pujangga dari Majapahit. Bunyi selengkapnya adalah Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Semboyan bangsa Indonesia ini tertulis pada kaki lambang negara Garuda Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika merupakan alat pemersatu bangsa. Untuk itu kita harus benar-benar memahami maknanya. Negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu bangsa yang lain, yakni:
1.        Dasar Negara Pancasila
2.        Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan
3.        Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan
4.        Lambang Negara Burung Garuda
5.        Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
6.        Lagu-lagu perjuangan
Masih banyak alat-alat pemersatu bangsa yang sengaja diciptakan agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga. Bisakah kamu menyebutkan yang lainnya? Persatuan dalam keragaman memiliki arti yang sangat penting. Persatuan dalam keragaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal sebagai berikut :
1.        Kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang
2.        Pergaulan antarsesama yang lebih akrab
3.        Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah
4.        Pembangunan berjalan lancer
Adapun sikap yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keragaman antara lain:
1.        Tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain
2.        Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik
3.        Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya
4.        Lebih mengutamakan negara daripada kepentingan daerah atau suku masing-masing
Kita mesti bangga, memiliki suku dan budaya yang beragam. Keragaman suku dan budaya merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.