BHINEKA TUNGGAL IKA
Latar
Belakang
Indonesia
adalah Negara besar . Indonesia juga Negara yang kaya raya akan sumber daya
alamnya. Indonesia adalah Negara yang mempunyai penduduk yang ramah dan santun.
Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau yang terbentang dari
sabang hingga merauke . dengan banyak nya pulau tentu juga Indonesia banyak
terdidri dari bermacam – macam suku , budaya , bahasa , agama , adat istiadat
dan tentunya juga terdiri dari banyak macam karakteristik masyarakatnya. Keberagaman
itu memang unik dan bisa menjadi hal positif bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi
jika keberagaman itu tidak dijaga atau tudak di tata dengan baik maka akan
menjadi hal yang negatif bagi bangsa
Indonesia itu sendiri. Maka dari itu ditulislah semboyan bangsa Indonesia dalam
menghadapi keberagaman tersebut . semboyan tersebut berbunyi “ Bhineka Tunggal
Ika “ yang terdapat pada lambang negara Indonesia yaitu garuda pancasila. Semboyan ini diharapkan
bisa menjadi alat pemerastu bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya
dan keutuhannya . serta tetap menjadikan negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang akhirnya akan sesuai dengan cita – cita bangsa Indonesia itu
sendiri.
Pengertian Bhineka Tunggal Ika
Bangsa Indonesia menjadikan Pancasila
sebagai landasan ideologi yang berjiwa persatuan dan kesatuan wilayah dengan
tetap menghargai serta menghormati ke-Bhinneka Tunggal Ika-an(persatuan dalam
perbedaan) untuk setiap aspek kehidupan nasional guna mencapai tujuan nasional.
Artinya, sudah menjadi hal yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa masyarakat
Indonesia itu jamak, plural, dan daerah yang
beragam, terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, adat-istiadatdan kebiasaan, agama, kepercayaan kekayaan yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke.Oleh karena itu nilai-nilai ke-Bhinneka
Tunggal Ika-an harus diwujudkan dan diaktualisasikandalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Sanskerta dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat
“Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
Diterjemahkan per patah kata, kata Bhinneka berarti "beraneka ragam" atau “berbeda-beda”. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti
"macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa
Indonesia. Kata Tunggal berarti "satu". Kata Ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka
Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun
berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu
kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan
Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam
budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Atau Bhineka Tunggal Ika itu bisa diartikan sebagai ”persatuan dalam
perbedaan”, maknanya adalah ekspresi
kehidupan yang kuat untuk mencapai kesatuan dikalangan masyarakat dari berbagai
lapisan meskipun memiliki heterogenitas karakteristik yang berbeda namun
karakteristik budaya yang sama mendasari heterogenitas dikalangan warganya.
Kita sebagai bangsa Indonesia , Bangsa
yang memeiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika , tentunya tidak hanya
menjadikan itu sebagai semboyan belaka. Kita sebagai bangsa yang baik dan
bertanggung jawab serta sebagai generasi penerus bangsa , sepatutnya kita juga
mengamalkan ajaran dari Bhineka Tunggal Ika itu.
Ada banyak aspek – aspek yang terkandung dalam Ke-bineka Tunggal Ika-an, yang tentunya harus
selau diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia demi menjaga keamanan dan
kerukunan antar masyarakat Indonesia dan
jiga Hal itu dilakukan maka bisa menjadikan Alat pemersatu bangsa. Aspek –
aspek tersebut antara lain adalah :
Aspek Toleransi Antar Adat Istiadat
Melihat Indonesia secara keseluruhan, memberikan
pengertian kepada kita bahwa “Indonesia dapat dianalogikan sebagai sebuah kain
tenun”. Tenun yang tersusun dari berbagai macam warna dan benang. Walau berbeda
warna tetap menjadi hasil tenun yang tak mudah koyak. Bukan hanya itu,
warna-warna yang beraneka ragam menjadikan tenunan tersebut menjadi sebuah
nilai seni yang tinggi. Hal ini memberi pengertian kepada kita bahwa
keberagaman yang ada haruslah disikapi sebagai kasanah budaya yang juga
merupakan kekayaan. Sama sekali bukan merupakan jurang pemisah diantara kita
yang memiliki perbedaan.
Negara Indonesia sebagai pemerintah yang diakui berdaulat
atas Bangsa Indonesia mengakui keberadaan Indonesia sebagai bangsa yang terdiri
dan berdiri dari berbagai macam keberagaman. Keberagaman mana yang salah
satunya dapat kita lihat dari berbagai macam adat-istiadat yang ada di
Indonesia. Hal ini dikuatkan oleh seorang peneliti asing berkebangsaan Belanda
yang peduli akan hukum asli yang ada di Nusantara. Peneliti asing tersebut
ialah Bapak Hukum adat kita “C. Van Vollenhoven”. Dalam disertasinya, Van
Vollenhoven membagai wilayah Nusantara ke dalam 19 wilayah hukum adat. Hal
tersebut didasarkan pada adanya perbedaan disetiap daerah. Perbedaan yang
ditemukannya dapat berupa tata cara hidup, sistem kemasyarakatan, kepercayaan,
nilai-nilai sebagai norma, dan lain-lain.
Ketika kita memahami bahwa Bangsa Indonesia terdiri dari
berbagai macam keberagaman. Satu diantaranya ialah adat-istiadat. Kaitannya
dengan hukum adat, muncul pertanyaan besar “hukum adat siapa atau hukum adat
yang mana yang mencerminkan hukum adat nasional?” Karena diketahui dengan
berbagai macam keberagaman maka akan memunculkan perbedaan tidak terkecuali
adat-istiadat yang kita miliki antar satu suku dengan yang lainnya.
Untuk menjawab pertanyaan di atas. Secara mendalam kita
perlu memahami walaupun keberagaman itu nyata di tengah-tengah kita sebagai
masyarakat Indonesia, tetapi kita memiliki cultur universal yang sama
atau unsur-unsur besar kebudayaan yang dimiliki setiap suku bangsa memiliki
nilai-nilai utama yang sama.
Adat-istiadat yang merupakan kebudayaan kita kemudian
melahirkan apa yang disebut hukum adat. Hukum adat dapat kita pahami sebagai
adat-istiadat yang memiliki sanksi. Hukum adat yang juga merupakan pencerminan
budaya serta jiwa bangsa, kemudian diikat oleh satu motto yakni “Bhineka
Tunggal Ika”. Bhineka Tunggal Ika mengakui bahwa kita sebagai bangsa merupakan
sebuah kesatuan yang terdiri dari berbagai macam keberagaman. Keberagaman mana
yang satu di dalam Pancasila sebagai kesatuan nilai-nilai luhur Bangsa
Indonesia yang dapat dikatakan sebagi kristalisasi adat dan budaya kita.
Aspek Toleransi Antar Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari
bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.
Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture
juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Budaya Indonesia adalah seluruh
kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah
ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebudayaan Nasional
adalah kebudayaan yang diakui sebagai Indentitas Nasional. Macam-macam
kebudayan Indonesia antara lain :
1.
Rumah adat
2.
Tari tradisional
3.
Lagu Daerah
4.
Makanan
5.
Alat musik tradisional
6.
Pakaian tradisional
Beragam kebudayaan yang dimiliki
oleh Bangsa Indonesia dapat mempersatukan dan memperkuat bangsa ini. Seperti
contoh, dengan mengembangkan Tari Tradisional, masyarakat dapat saling
berinteraksi setiap kali latihan. Lewat budaya, bangsa Indonesia juga dapat
bersatu dalam hal membela budayanya, seperti contoh kasus Budaya Indonesia yang
di klaim oleh Negara tetangga.
Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” juga
menggambarkan, walaupun Indonesia memiliki banyak keragaman dan perbedaan,
tetapi kita harus tetap satu. Janganlah, jadikan perbedaan suatu hal yang bisa
menjadikan pertikaian. Tetapi jadikan hal tersebut sebagai alat untuk saling
melengkapi yang dapat mempersatukan dan menghasilkan keindahan bagi Bangsa
Indonesia.
Karakteristik
Budaya
Budaya
memiliki sifat universal, artinya terdapat sifat-sifat umum yang melekat pada
setiap budaya, kapan pun dan dimanapun budaya itu berada. Adapun sifat itu
adalah sebagai berikut :
a. kebudayaan adalah milik bersama.
b. kebudayaan merupakan hasil belajar.
c. kebudayaan didasarkan pada lambang.
d. kebudayaan terintegrasi.
e. kebudayaan dapat disesuaikan.
f. kebudayaan selalu berubah.
g. kebudayaan bersifat nisbi (relatif).
b. kebudayaan merupakan hasil belajar.
c. kebudayaan didasarkan pada lambang.
d. kebudayaan terintegrasi.
e. kebudayaan dapat disesuaikan.
f. kebudayaan selalu berubah.
g. kebudayaan bersifat nisbi (relatif).
Dalam
kebudayaan juga terdapat pola-pola perilaku (pattern of behavior) yang
merupakan cara-cara masyarakat bertindak atau berkelakuan yang harus diikuti
oleh semua anggota masyarakat tersebut.Adapun subtansi atau isi utama budaya
adalah:.
1. etos budaya, yaitu watak khas dari
suatu budaya yang tampak dari luar
2. pandangan hidup, yaitu nilai-nilai
yang dipilih secara selektif oleh masyarakat. Pandangan hidup dapat berasal
dari norma agama (dogma), ideologi negara atau renungan atau falsafah hidup
individu.
3. persepsi, yaitu cara pandang dari
individu atau kelompok masyarakat tentang suatu permasalahan.
4. kepercayaan, inti kepercayaan itu
adalah usaha untuk tetap memelihara hubungan dengan mereka yang sudah
meninggal.
5. sistem nilai budaya, adalah sesuatu
yang dianggap bernilai dalam hidup.
6. sistem pengetahuan, berisi
pengetahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna sekitar tempat tinggal,
zat-zat bahan mentah dan benda-benda dalam lingkungannya, tubuh manusia,
sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta ruang dan waktu.
Budaya Lokal
Budaya
lokal merupakan adat istiadat, kebudayaan yang sudah berkembang (maju) atau
sesuatu yang menjadi kebiasaan yang sukar diubah yang terdapat disuatu daerah
tertentu. Budaya lokal umumnya bersifat tradisional yang masih dipertahankan.
Menurut Fischer, kebudayaan – kebudayaan yang
ada di suatu wilayah berkembang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
lingkungan geografis, induk bangsa dan kontak antarbangsa.
Dari
pendapat tersebut dapatlah kita kaitkan dengan kebudayaan daerah yang ada di
Indonesia yang memiliki ciri-ciri khusus antarwilayah sehingga beraneka ragam.
Van
Volenholen membagi masyarakat Indonesia ke dalam 19 lingkungan hukum adat yang
oleh Koentjoroningrat disebut culture area.Setiap suku memilih mempertahankan
pola-pola hidup yang sudah lama disesuaikan dengan penduduk sekitar mereka.
Lingkungan geografis yang berbeda ada yang di gunung maupun dataran rendah dan
tepi pantai, faktor ilkim dan adanya hubungan dengan suku luar menyebabkan
perkembangan kebudayaan yang beraneka macam.Contoh budaya lokal yang bersifat
abstrak misalnya Kepercayaan Kaharingan (Dayak), Surogalogi (Makasar), Adat Pikukuh
(Badui).
Budaya lokal yang bersifat perilaku
misalnya tari Tor-tor, tarian Pakarena, upacara Kasadha (Masyarakat Tengger),
upacara ruwatan dengan menggelar wayang kulit berlakon “Murwokolo” (Masyarakat
Jawa), orang Badui dalam berpakaian putih dan Badui luar berpakaian biru,
Bahasa Batak dan lain-lain . Budaya lokal yang bersifat artefak misalnya rumah
Gadang (Sumatera Barat), tiang mbis ( Suku Asmat), alat musik gamelan(Jawa)
Potensi Keberagaman Budaya
Walaupun Indonesia menurut Van
Volenholen terdiri dari 19 hukum adat, tetapi pada dasarnya Indonesia terdiri
dari ratusan suku bangsa yang bermukim di wilayah yang tersebar dalam ratusan
pulau yang ada di Inonesia.
Tiap suku
bangsa ini memiliki ciri fisik, bahasa, kesenian, adat istiadat yang berbeda.
Dengan demikian dapat dikatakan bangsa Indonesia sebagai negara yang kaya akan
budaya. Beberapa aspek keberagaman budaya Indonesia antara lain suku, bahasa,
agama dan kepercayaan, serta kesenian.
Kekayaan
budaya ini merupakan daya tarik tersendiri dan potensi yang besar untuk
pariwisata serta bahan kajian bagi banyak ilmuwan untuk memperluas pengetahuan
dan wawasan.
Hal yang
utama dari kekayaan budaya yang kita miliki adalah adanya kesadaran akan adanya
bangga akan kebudayaan yang kita miliki serta bagaimana dapat memperkuat budaya
nasional sehingga “kesatuan kesadaran “ atau nation bahwa kebudayaan yang
berkembang adalah budaya yang berkembang dalam sebuah NKRI sehingga memperkuat integrasi.
Disatu sisi bangsa Indonesia juga mempunyai permasalahan berkaitan dengan
keberagaman budaya yaitu adanya konflik yang berlatar belakang perbedaan suku
dan agama.
Banyak
pakar menilai akar masalah konflik ialah kemajemukan masyarakat, atau adanya
dominasi budaya masyarakat yang memilki potensi tinggi dalam kehidupan serta
adanya ikatan primordialisme baik secara vertikal dan horisontal. Disamping itu
kesenjangan antara dua kelompok masyarakat dalam bidang ekonomi, kesempatan
memperoleh pendidikan atau mata pencaharian yang mengakibatkan kecemburuan
sosial, terlebih adanya perbedaan dalam mengakses fasilitas pemerintah juga
berbeda (pelayanan kesehatan, pembuatan KTP, SIM atau sertifikat serta hukum).
Semua perbedaan tersebut menimbulkan prasangka atau kontravensi hingga dapat
berakhir dengan konflik.
Karakteristik Budaya
Nasional
Ki Hajar
Dewantara mengemukakan kebudayaan nasional Indonesia adalah puncak-puncak
kebudayaan daerah, menurut Koentjoroningrat kebudayaan nasional Indonesia
adalah kebudayaan yang didukung sebagian besar rakyat Indonesia, bersifat khas
dan dapat dibanggakan oleh warga Indonesia wujud budaya nasional.
1.
Bahasa, yaitu bahasa Indonesia. Sebagai bahasa nasional berfungsi
sebagai lambang kebangga nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu
berbagai suku bangsa dan alat penghubung antardaerah dan antar budaya.
2.
Seni berpakaian, contohnya adalah pakaian batik yang menjadi
simbol orang Indonesia dan non – Indonesia, serta pakaian kebaya.
3.
Perilaku, misalnya gotong royong (walaupun tiap daerah
mempunyai nama yang berbeda, sambatan, gugur gunung,). Selain gotong royong
juga ada musyawarah, misalnya , sistem aipem pada masyarakat Asmat, atau adanya
balai desa tempat musyawarah tiap desa,atau honai, rumah laki-laki suku Dani
serta subak pada masyarakat Bali.
4.
Peralatan, banyak sekali peralatan, materi atau artefak yang
menjadi kebanggaan nasional misalnya Candi Borobudur dan Prambanan, Monas.
Aspek
toleransi antar umat beragama dan masyarakat
Sebagai negara majemuk, Indonesia
dituntut untuk maju secara konsisten dalam mengembangkan bangsanya. meskipun
demikian, kemajemukan yang seyogyanya berfungsi sebagai landasan kekayaan dan
pengembangan bangsa dan kerap menjadi batu sandungan dengan banyaknya konflik.
Konflik antarsuku hingga konflik agama dan masyarakat.Sebagai salah satu negara
dengan penduduk muslim yang menjadi mayoritasnya, Indonesia diharapkan menjadi
contoh bagi bangsa lain dalam hal kerukunan antar umat beragama. Dengan
masuknya agama dan kepercayaan Kong Hu Chu sebagai agama yang telah disahkan
oleh negara, keimanan anatar umat semakin diuji.
Hal ini
dibuktikan dengan dituntutnya warga masyarakat Indonesia untuk saling toleransi
antarumat beragama. Baik toleransi tentang keagamaannya hingga perayaan hari
raya keagamaan. Masyarakat Indonesia yang masih menyimpan mental kedaerahan,
dikhawatirkan membangun mental tersebut dalam kehidupan keberagamaan.Dengan
demikian, bukan tidak mungkin akan memicu terjadi konflik antarumat beragama
dengan saling mencemooh dan menjelek-jelekan agam lain serta menggangap
agamanyalah yang paling benar, seperti yang sempat terjadi beberapa bulan silam
hingga terjadi pertumpahan darah.
Pentingnya Persatuan Dalam Keberagaman
Indonesia negara kesatuan. Hubungan
antar pulau sudah terjadi sejak zaman dahulu. Ketersediaan angkutan laut sangat
memudahkan hubungan antarpulau.Banyak suku bangsa dari satu pulau pindah ke
pulau yang lain.Mereka menetap di tempat yang baru. Jadilah penduduk
setempat.Kemudian menjadi penduduk desa atau kelurahan, kecamatan dan kabupaten
atau kotamu. Ada juga program transmigrasi yang menyebabkan bercampurnya suatu
suku bangsa asli dengan suku pendatang. Masing-masing dari mereka memiliki
budaya yang berbeda. Tidak hanya budaya, agama mereka pun juga mungkin berbeda.
Suatu tempat yang terdapat suku dan budaya yang beragam tentunya sangat rawan
dan dapat menyulut adanya perpecahan antarsuku.
Namun ternyata hal ini tidak terjadi
karena bangsa Indonesia memegang teguh semboyan Bhineka Tunggal Ika. Bhinneka
Tunggal Ika berarti berbedabeda tetapi tetap satu juga. Kata Bhineka Tunggal
Ika diambil dari kitab Sutasoma karangan Empu Tantular, seorang pujangga dari
Majapahit. Bunyi selengkapnya adalah Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma
Mangrwa. Semboyan bangsa Indonesia ini tertulis pada kaki lambang negara Garuda
Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika merupakan alat pemersatu bangsa. Untuk itu kita
harus benar-benar memahami maknanya. Negara kita juga memiliki alat-alat
pemersatu bangsa yang lain, yakni:
1.
Dasar Negara Pancasila
2.
Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan
3.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
persatuan
4.
Lambang Negara Burung Garuda
5.
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
6.
Lagu-lagu perjuangan
Masih banyak alat-alat pemersatu
bangsa yang sengaja diciptakan agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap
terjaga. Bisakah kamu menyebutkan yang lainnya? Persatuan dalam keragaman
memiliki arti yang sangat penting. Persatuan dalam keragaman harus dipahami
oleh setiap warga masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal sebagai berikut :
1.
Kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang
2.
Pergaulan antarsesama yang lebih akrab
3.
Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah
4.
Pembangunan berjalan lancer
Adapun sikap yang perlu dikembangkan
untuk mewujudkan persatuan dalam keragaman antara lain:
1.
Tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain
2.
Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling
baik
3.
Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan
bangsa yang tak ternilai harganya
4.
Lebih mengutamakan negara daripada kepentingan daerah atau
suku masing-masing
Kita mesti bangga, memiliki suku dan budaya yang beragam. Keragaman suku dan budaya merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.
Kita mesti bangga, memiliki suku dan budaya yang beragam. Keragaman suku dan budaya merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar